Judul Resume                  : Kiat Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Resume ke                       :  4
Tanggal                            : 19 Juli 2021
Gelombang                      : 20
Tema                                :  Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Nara Sumber                    : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator                         : Aam Nurhasanah


Pertemuan malam ini diisi oleh Ibu Noralia. Beliau awali dengan flashback mengingat kembali perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Maka dari itu pada malam ini, buah dari semua perjuangan itu akan bisa kita petik dengan rasa yang lebih manis lagi. 

Apa manfaat karya ilmiah VERSI BUKU?? 
1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam
2. Buku dapat diperjualbelikan,,jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui 
4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri
5.Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU 


Namun, disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
A. Hapus rumusan masalah
B. Hapus definisi operasional 
C. Hapus manfaat penelitian

Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti

Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran berbasis riset

Ketiga : bab 2 dan bab 3 buku berdasarkan bab 2 PTK. Bab 2 pda buku diambil dari kajian teori yang pertama pada bab 2 PTK. Bab 2 buku diambil dari kajian teori yang kedua pada bab 2, begitu seterusnya. Jika masih ada kajian teori yang akan dikupas tuliskan sebagai bab 4 dari buku.


Keempat : Bab 5 diangkat dai bab hasil penelitian dan pembhasan. Diawali dengan pengantar, misalnya uraian pada bab ini diangkat dari hasil PTK yang dilakukan di ...pada ..... Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ...., yang dikumpulkan dengan instrumen ....data dianalisis dengn ...

Kelima : Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

Keenam : Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

Ketujuh : Daftar Pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti : Kemendikbud.go.id,  Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Jangan gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan sejenisnya.

Kedelapan : Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit
Sebagai kata penutup dari paparannya, Ibu Nora menantang kita yang mau bikin buku dari karya ilmiah yang pernah kita buat, untuk menjlankan 8 tik yang sudah ia berikan, dan keputusan ada di tangan pembaca tulisan ini.


Dalam sesi tanya jawab ada satu pertanyaan yang sangat menarik yaitu dari Bapak Teguh Prasetyo , Guru kelas 4 SD di Semarang, "Bagaimana cara membuat buku dari hasil karya tulis orang lain agar tidak terkena pelanggaran plagiat, atau lebih aman jika buku yang dibuat Duet bersama pemilik Karya ilmiah, misal sebagai guru duet dengan seorang Dosen yang punya puluhan karya ilmiah kita gandeng."

JAWABAN : 

Terimakasih pak teguh yang hebat

Wah dari semarang juga ya pak,tetanggaan kita ya.. Hehe

Kita bisa menggunakan teknik parafrase untuk menghindari terjadinya plagiarisme. Adanya editor juga membantu agar isi buku kita jauh lebih baik. Jadi setelah buku konversi KTI selesai dibuat, minta bantuan editor untuk mengecek hasil tulisan kita. Apa saja kurangnya, kesalahannya dan apa saja yang perlu ditambahkan.

Untuk teknik parafrase, Kita dapat mengikuti panduan dari  OWL Purdue, yaitu :

1. Bacalah kembali teks asli sampai Anda  benar-benar memahami isi dari teks tersebut

2. Singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks tadi dalam sebuah kertas.

3. Buatlah daftar beberapa kata penting dari naskah asli. Ini akan membantu Anda untuk mengingatkan kembali isi dari kalimat pada naskah asli tersebut. 

4.kembangkan kata-kata penting tadi menjadi sebuah kalimat utuh dengan gaya bahasa Anda sendiri. Pilih diksi yang mudah dipahami oleh pembaca.

5.Bandingkan tulisan parafrase Anda tadi dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase tersebut.

Contoh 1:

Kalimat asli         : Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.

 Hasil parafrase : Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati, 2000, hlm 55).

Contoh 2:

Kalimat asli         : Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.

Parafrase            : Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).

Atau dapat juga mencari sinopsis atau padanan kata dalam kalimat yang akan di parafrase kan, mengubah kalimat aktif menjadi pasif, dan seterusnya. Banyak cara untuk mem parafrase kan suatu kalimat.

Tokoh inspirasi malam ini dalam pelatihan belajar menulis PGRI adalah Ibu Noralia Yunita ,M.Pd. Jebolan gelombang 8 yang bukunya sudah tembus penerbit mayor  Andi Offset.Materi yang akan disampaikan adalah Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya


Berbicara masalah karya tulis ilmiah (KTI), bagi yang lulusan S1, pernah membuat skripsi S2, membuat tesis. Jadi  bapak dan ibu pernah membuat karya ilmiah. Bagi yang sedang kuliah S1, S2 atau S3, tujuan membuat karya tulis ilmiah  semata hanya untuk memenuhi prasyarat agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, karya tulis ilmiah sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak perpustakaan atau bahkan di gudang


Lalu setelah menjadi guru, kita sebagai guru membuat satu jenis karya ilmiah lagi yakni penelitian tindakan kelas (PTK). Sama halnya bagi yang sedang atau sudah pernah menulis PTK ataupun best practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit, laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah Dari sini kita dapat melihat bahwa manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk.memenuhi tuntutan tertentu saja.  


Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan skripsi, tesia ataupun PTK tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikannya sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.


Lantas dengan perjuangan yang begitu berat dan panjang tersebut, apakah rela jika hasil perjuangan tersebut tidak dibaca orang lain atau bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas. Kita tahu bahwa muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di lapangan.


Lalu apa solusinya? Nah, ada satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah karya tulis ilmiah tersebut menjadi buku yang lebih punya nilai manfaat


1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam


2. Buku dapat diperjualbelikan sehingga ada keuntungan material yang dapat kita peroleh


3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui


4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri


5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku


 Cara mengubah PTK menjadi buku.


1.     Ubah judul PTK menjadi judul buku dengan bahasa popular.


Judul KTI versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.


Sebagai contoh sebuah judul tesis :


“Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA”


Ketika diubah menjadi judul buku menjadi “Kiat menulis modul berbasis riset”


Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul, jadi ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu. Tinggal menambahkan kata : kiat, jurus, strategi, cara sukses atau yang lainnya.


2.    Ubah bab I pendahuluan pada KTI menjadi bab I pada buku


Namun, disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:


A. Hapus rumusan masalah


B. Hapus definisi operasional


      C. Hapus manfaat penelitian 


   Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.


3.     Bab II dan seterusnya pada buku diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II KTI asli


Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi


2.1. Hasil belajar


2.2. Media pembelajaran


2.3. Modul


2.4. Metode pembelajaran


2.5 Pembelajaran berbasis riset


Nah ini ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu


Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku


Bab 2 TEORI BELAJAR


2.1. Belajar


2.2. Permasalahan dalam pembelajaran


2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya


Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku


Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN


3.1. Pengertian media


3.2. Jenis media


3.3. Manfaat media


Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku


Bab 4 mengenal modul


4.1. Pengertian modul


4.2. Karakteristik modul


4.3. Sistematika modul


4.4. Kelebihan modul


Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, bapak ibu sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku


4.     Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan.


     A. Memasukkan hasil penelitan dengan kata pengantar “pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian…”


       B.  Hilangkan kata penelitian, laporan PTK, laporan skripsi yang ada di KTI.


      C. Tampilkan grafik yang pentng saja, ubah dalam bentuk kalimat


5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku


6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut


7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book atau karya ilmiah lainnya. Jangan gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll


8.    Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit


Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya


Dengan demikian, membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena jika seperti itu akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

OPENING CEREMONY KEGIATAN BELAJAR MENULIS PGRI

Trik Cepat Menulis Resume Di Blog